Minggu, 13 feb 2022
Cinta bertanya pada kami berdua (aku dan Luc), apakah kami besok akan makan berdua di restaurant? Karena besok adalah hari valentine. Luc menjawab tidak, tapi mungkin saja di akhir pekan ini.
Senin, 14 feb 2022
Hari ini aku bekerja seperti biasa, saat istirahat salah seorang teman kerjaku bertanya apakah aku merayakan hari valentine?
Entah bagaimana aku harus menjawabnya, jawaban ‘merayakan’ rasanya seperti anak muda yang sedang jatuh cinta atau mereka orang orang golongan tipe romantis. Sementara kami berdua rasanya biasa biasa saja. Akhirnya aku menjawab bahwa selama perkawinan kami yang kini sudah menginjak tahun ke 13 maka selama waktu itu pula aku selalu mendapat bunga di hari valentine.
Tak hanya hari valentine saja, tapi hari ibu, hari pernikahan kami, hari ulang tahunku juga, jadi sedikitnya aku mendapat 4 kali buket bunga setiap tahunnya. Dan itu tidak pernah terlewat sekalipun.
Jadi rasanya bukan hal mengejutkan lagi jika aku mendapat buket bunga dihari hari tersebut.
Dan akan menjadi luar biasa jika aku tak mendapat buket bunga dari Luc dihari hari tersebut.
Seperti nyaris hari ini….
Pulang kerja pukul 17.20 aku sudah ada di rumah, melihat Luc yang sedang rebahan di kursi, bertanya bagaimana hariku di tempat kerja, aku menjawab datar, sedikit heran terhadap sikapnya yang sepertinya melupakan hari valentine ini, dia tidak menyambutku dengan bunga. Merasa sedikit aneh, aku langsung mengkonfortasinya secara langsung dan sedikit brutal.
Jadi valentine tahun ini tanpa bunga? Tanyaku. Luc mendongak dan seperti terkejut tapi hanya sesaat, kemudian dia menjawab dengan nada ketus terdengar ditelingaku. Tidak! Jawabnya pendek.
Aku terdiam dan sedikit tercenung, kok kayak Aris di layangan putus, yang tiba tiba marah jika tertangkap basah berbohong untuk membalikan situasi agar kita menjadi merasa bersalah karena menyerangnya? Dia pasti lupa membeli bunga! Bukannya minta maaf eh malah balik ketus.
Baiklah, aku segera angkat kaki dari ruang keluarga, naik ke atas, ke kamar mandi, bersih bersih ganti baju, berwudhu dan segera sholat dhuhur dan asyar, seperti biasanya yang harus di jama karena waktu dhuhur sudah terlewat. Baru memasuki rakaat pertama sholat asyar, Luc sudah menanti di depan pintu kamar dan tetap menunggu sampai aku selesai sholat.
Aku sudah mengira ngira, pasti dia mau minta maaf, sholat ku berubah tak khusu (eh, apa pernah aku khusu?) Berpikir, akan bagaimana mana sikapku kalau dia minta maaf? Pura pura ngambek? Ahhh kok kayak ABG. Ok, kita lihat saja bagaimana sikapku padanya.
Selesai salam kedua, Luc langsung memburuku, menyodorkan telephone nya, memperlihatkan sebuah email dari toko bunga dan kubaca disitu paket onderweg, yang artinya barang yang Luc pesan sedang menuju rumah kami. Aku tersenyum penuh kemenangan, tapi sesaat senyumku tiba tiba kutarik. Hah, untuk apa kamu langsung pesan bunga, kenapa gak bilang saja kamu lupa, tanpa bunga pun tak mengapa. Ujarku ketus.
Luc menunjuk tanggal pemesan bunga tersebut, tanggal 12 February 2022.
Ahhh Luc maafkan aku, sungguh tanpa bungapun sebetulnya tak mengapa, aku bukan wanita yang harus selalu diberi bunga.
Luc, menunjukan sekali lagi email yang dia terima, bunga tersebut akan sampai di rumah antara pukul 21.15 hingga 22.15. Luc kecewa menurut dia itu sudah terlalu malam. Aku menguatkan hatinya, tak mengapa…. toch masih dihari yg sama tanggal 14 February.
Akhirnya bunga tersebut datang sekitar pukul 9 malam, saat aku sedang sholat isya bersama si kembar. Luc membawanya keatas dan dengan tertib menunggu kami dengan sabar.
Orang waras mungkin akan bilang…. Setiap hari adalah hari kasih sayang, bukan hari yang diperingati tiap tahun.
Atau, aku tak perlu bunga, bunga bank baru aku mau. Aaahhh siapa pula yang hari gini mau bunga bank? Bunga bank terutama di Belanda itu kecil sekali, yang punya spare rekening (tabungan) bukannya berbunga, eh malah kena pajak!
Atau…. valentine itu bukan budaya kita, budaya kita adalah korupsi! Eh🙈
Btw, selamat hari kasih sayang teman teman dan bagaimana cerita valentine kalian?
