Pengungsi – Vluchtelingen

Tulisan ini sebenarnya hanya curahan hatiku saja, bisa dibilang aku dan Luc tak berdiskusi mengenai masalah ini yang tengah jadi sorotan dunia, tentang pengungsi Syria. Awalnya karena seorang kawan SMA bertanya basa basi padaku musim apa di Belanda saat ini. Dan aku jawab musim vluchtelingen alias musim pengungsi. Aku tau bukan itu maksud pertanyaannya, tapi kan jawaban bisa apa saja, jika aku jawab musim gugur tentu saja dia sudah tau, tak perlu bertanya tentang musim kan karena dia tau ada empat musim disini dan dia tinggal berpikir musim apa sekarang. Atau mungkin saja dia bertanya tentang musim buah? Aha bisa saja.

Tapi kembali pada jawabanku padanya, aku tak menyangka dia akan membalas balik tulisanku, katanya tolong bantu mereka Yang, sebagai sesama muslim. Ahhh tentu bukan maksudnya meneruskan kalimat itu, dan tentu saja akan terlihat tolol kalau aku mengoreksi perkataannya dengan menjawab balik, jadi kalau bukan muslim tak perlu di tolong?

Tentang pengungsi yang hampir tiap hari memenuhi berita disini (tapi tetap dalam porsi yang wajar) aku hampir menutup rasa dalam segalanya, tak bersuara, tak ikut berkomentar, semuanya ditelan sendiri, ada dalam pikiranku saja. Pada saat pengungsi yang mulai berdatangan di Jerman, memukul mukul pagar besi agar diperbolehkan masuk, menolak makanan yang diberikan para relawan yang didatangkan atau dibeli dari perusahaan besar yang bernama mirip tokoh kartun bebek (dengan alasan haram), mengenai ribuan pengungsi yang berjalan di jalan rel kereta api, berjalan menyusuri sungai, atau mengenai ribuan pengungsi yang disambut dengan nyanyian di suatu tempat namun ditempat lainnya ditolak dan disuruh kembali, tentang para petinggi pemerintahan dan politik di  Eropa yang berkumpul demi memecahkan persoalan pengungsi ini. Semua persoalan selalu ada pro dan kontra, begitu pula tentang vluchtelingen.

Sore tadi kami duduk seperti biasanya pukul enam sore, berita yang derdurasi satu jam tersebut dan hanya memuat berita inti selama lima belas menit, setelah lima belas menit membahas lebih dalam tentang pengungsi ini. Relawan  yang berasal dari Belanda berada di lokasi kejadian di suatu pulau di negara Yunani. Dari Turki mereka harus menyebrang ke Yunani, mereka menggunakan kapal laut dan biasanya mereka menyebrang di malam hari untuk menuju Yunani. Saat ini setiap hari sebanyak kurang lebih 2000 orang menyebrang dari Turki ke Yunani. Dua ribu orang setiap hari!  Setelah berhasil melewati Yunani mereka menyebar ke berbagai negara di Eropa dan negara yang paling banyak di tuju para pengungsi tersebut adalah negara Jerman.

Aku tertegun melihat semua itu, anak anak yang menangis histeris di kapal sekoci setelah berpindah dari kapal besar. Di udara dingin di musim gugur, mereka yang kelelahan dan menangis, berteriak teriak histeris karena ibunya masih berada di kapal besar. Wawancara relawan yang bercerita bahwa pengungsi ini (atau pengelundup? smokkelaars) membayar ribuan euro untuk bisa jadi seperti ini, pengungsi yang kedinginan dan sengsara, menempuh perjalanan yang panjang, setelah berhasil berada di negara Yunani dengan cara apa mereka akan mencapai negara yang mereka inginkan? Tanpa pesawat, kereta, atau pun mobil. Hanya jalan kaki?   Ditengah cuaca seperti ini?

Apa jawaban dari seorang pengungsi yang kebetulan menjawab pertanyaan reporter? Aku ingin tempat yang aman? Apakah Turki bukan negara yang aman? Kenapa mengambil resiko yang begitu besar dengan menyebrangi lautan di malam hari demi mencapai negara lain? Aku ingin tempat yang baik untuk anakku, agar mereka bisa bersekolah dengan baik. Begitu jawaban seorang ibu.

Aahhhhh benua Eropa, dimana banyak negara maju disana,  negara dengan sejuta harapan bagi mereka yang berada di negara konflik berkepanjangan.

Dan bagaimana pendapat dari negara yang didatangi dari para pengungsi tersebut? Tak banyak dari mereka yang secara lantang mengemukakan pendapatnya padaku. Oh ya tentu saja karena aku tak bertanya. Orang Belanda yang aku kenal secara kebetulan membantu para pengungsi agar diperlakukan layak disini. Secara kebetulan pula beberapa orang Indonesia yang aku kenal mengemukakan kekesalannya pada para pendatang yang berbondong bondang tersebut. Mulai dari pajak yang semakin tinggi untuk membantu para pengungsi itu, lapangan pekerjaan yang semakin sulit, kekacauan yang terjadi karena kedatangan mereka dan keluhan lainnya.

Melihat semua itu aku semakin bingung, tak banyak yang bisa aku bagi atau tanyakan karena pengetahuanku tentang semua ini sangat terbatas, aku kebingungan untuk mengemukakan pendapatku sendiri, bahkan hanya untuk mengemukakan apakan aku senang atau benci dengan kedatangan mereka, solusi apa yang sebaiknya dilakukan? Juga untuk menjawab pertanyaan segelintir pertanyaan dari mereka yang berada di negaraku tercinta, mengenai mengapa negara negara di Eropa itu kelihatannya tak membantu dengan baik para pengungsi tersebut? Walau aku ingin menjawab, jangan lah menuduh sebelum tahu apa yang sebanarnya kami lakukan. Untuk itupun aku tak mengemukakan pendapatku.

Hanya ada kesedihan, itupun tak mampu aku perlihatkan. Hanya tanya mengapa semua ini dapat terjadi. Apa penyebabnya? Kekuasaan? Keserakahan? Ego yang besar? Jika kamu berbeda denganku maka kamu harus binasa? Suku ku lebih baik dari sukumu?

Mengapa tak juga belajar bahwa kita memang berbeda? Dan untuk hidup damai kuncinya adalah memahami semua perbedaan.

Temjpat pengungsian di kota Appeldorn Belanda. Setiap kotak berisi 8 tempat tidur untuk 8 orang

Temjpat pengungsian di kota Appeldorn Belanda. Setiap kotak berisi 8 tempat tidur untuk 8 orang. Sumber gambar TROUW

Sambutan dari warga Belanda saat pengungsi memasuki negara Belanda

Sambutan dari warga Belanda saat pengungsi memasuki negara Belanda. Membludaknya pengungsi yang datang telah menghabiskan biaya satu miljaard euro,  sumber Metro.nl

Pengungsi Syria. Sumber gambar. vn.nl

Pengungsi Syria.
Sumber gambar. vn.nl

dvhn.nl 1500 pengungsi di Noodopvang Amsterdam

dvhn.nl
1500 pengungsi di Noodopvang Amsterdam

NB. Buat para penanya, apa yang telah kami (orang Belanda) bantu untuk para pengungsi? Mungkin gambar gambar ini sebagian bisa mewakili. Kebanyakan dari mereka (walau tentu saja ada sebagian) tidak terlalu berpikiran bahwa vluchtelingen negatif, mereka bisa menerima kedatangan mereka. Warna kulit mereka berbeda, dan atau (mungkin) kepercayaan merekapun  berbeda. Mereka tetap menerima pengungsi menjejali negaranya yang mungil ini. Rela hasil kerja kerasnya (pajak) diserahkan pada para pendatang yang menerima tunjungan dari pemerintah Belanda. Jika negara negara di Eropa tak memiliki nurani atau dianggap tak becus dalam menyikapi persoalan pengungsi ini seperti celutukan seorang kawan di negaraku tercinta, tentunya mereka para vluchtelingen sudah ditolak dari negara negara di Eropa.

32 thoughts on “Pengungsi – Vluchtelingen

  1. Yang, aku juga membicarakan beberapa pertanyaan yang meresahkan diriku, pertanyaan yang sering memenuhi kepalaku tentang vluchtelingen ini hanya sama suami. Teman-teman disekolah kebanyakan vluchtelingen. Bahkan yang dekat dengan aku menceritakan kronologis bagaimana dia sampai di Belanda. Satu sisi trenyuh mendengar cerita mereka. Tapi disisi lain hatiku juga berontak ketika ada hal-hal yang mungkin aku rasa “tidak fair” tentang beberapa hal, bahkan banyak hal. Hal yang aku alami dan rasakan sendiri. Hal yang aku lihat sendiri dan dengar dari yang mereka katakan. Berdasarkan pengalaman dua kali seminggu aku berinteraksi dengan mereka selama 6 bulan ini. Banyak hal yang telah mereka sampaikan. Tapi balik lagi, ini hal sensitif. Ketika aku bersuara, aku males dianggap dan dituding ini dan itu. Atau sebaliknya, didukung ini dan itu. Ik wil nog mijn eigen mening houden.
    Nederland heeft een mooi liedje voor vluchtelingen met als titel “Jij bent welkom”. Misschien kun je kijken op youtube 🙂

    • Ah Deny, ternyata aku tidak sendiri an, yang hanya membiarkan opini tentang mereka hanya dalam kepala ku sendiri. Yg bikin gemes kok masih aja ada pihak yg menyudutkan dan menuduh kami tidak membantu, padahal sudah menerima pun sudah untung, tak hanya masalah uang yg diberikan tapi masa depan perekonomian bangsa juga dipertaruhkan

  2. Di Indonesia juga banyak pengungsi mereka masuk lewat Aceh dan Sumatera.
    Ibarat mereka bermain judi bertarung jiwa raga untuk hidup kalau mereka beruntung mereka tetap hidup kalau tidak mereka meninggal dalam perjalanan.

  3. Baik pengungsi Syria hingga pengungsi Rohingya memiliki kesamaan: sama2 lelah hati, lelah fisik, lelah mental. Jadi ikhtiar terakhir mereka ya mengungsi. Sebagai sesama muslim, bila belum bisa membantu dengan materi, turut mendoakan para pengungsi mendapat tempat yang nyaman sehingga merasa terlindungi pasti sudah akan terbantu. Beradu pendapat tidak akan berguna karena kita tidak ada di posisi para pengungsi itu. Kebetulan saja pengungsi nya muslim. Keyakinan apapun asal mereka baik dan gak menciptakan konflik tentu akan diterima. Itu pendapat pribadi saya 🙂

  4. negara serba salah jg sih dlm menyikapi hal ini. 1 sisi ingin membantu, sisi lain memikirkan hal2x yg hrs dikorbankan utk mengurus para pengungsi. tp kita hrs menerapkan first thing first rasanya. which is, kl mmg baru bs menampung, ya tampung. masalah lainnya baru dipikirkan belakangan. mmg sih tdk mudah jg krn pertambahan org dlm 1 daerah/negara akan berimbas kemana-mana. apalagi jumlahnya gak sedikit. makanya krn bkn cm 1 negara yg dimasuki, harusnya semua negara yg menampung menyuarakan hal yg sama utk meminta lembaga dunia mengurus masalah ini. krn mereka jg layak menikmati hidup.

    • Ya betul, dgn adanya masalah ini memang sudah beberapa kali uni Eropa mencari ssolusi terbaik, dan dari berita yang aku bisa ambil sedikit sedikit (terus terang kurang tau banyak) beberapa negara membagai berapa banyak suatu negara dapat menampung, dan negara negara yang sedikit menolak kedatangan pengungsi adalah negara negara di bagian Eropa Timur, seperti Polland, Hungary

  5. btw, hebat jg ya belanda mba sampai buat tempat khusus dan menyediakan kebutuhan mereka. biar ini bs mjd keteladanan yg dpt ditiru bangsa lain. kl sdh bicara soal humanity, hrsnya lepas yg namanya atribut agama, suku, dll.

    • Ya, aku rasa di negara lainpun yang menampung pengungsi disediakan tempat yang layak. Yang di gambar itu masih untuk pengungsi awal, pengungsi yang baru datang, sebangsa bangsal gitu yang disekat sekat, jika yang sudah agak lama mereka ditempatkan di apartement beserta keluarganya, ada gambarnya juga tapi tidak aku sertakan.

  6. mbak Yayang, janganlah sedih. kita bisa membantu lewat doa. mendoakan yang terbaik untuk mereka. doa itu paling mujarab. i believe, everything happens for a reason.

  7. Kebetulan banget Yang, suami aku social worker dan kerja di vluchtelingenkamp di wilayah Amsterdam. Setiap hari dapet berita baru langsung dr kamp hehehe..Masalah pengungsi emang sensitif tapi bukan tabu, jadi semakin banyak diskusi jadi semakin tau. Kalo aku setuju banget sama pendapat orang2 yang protes sama pemerintah Belanda yg minim banget info ke warga nya. Ga kayak di Belgia sana. Alasan banyak orang yg kontra adalah minim informasi dan beleid Yang, para warga jadi nya takut ada teroris nyangkut di kamp2 itu lah, lalu sebal karena mereka dapat banyak perumahan gratis dan gampang sedangkan warga belanda nya sendiri musti bertaun2 inschrijven di woningnet baru dapet rumah.

    • Wah kebetulan banget dong, jadi kamu bisa dapet berita hangat terus dari suamimu.
      Nah, barusan suami baca postinganku tentang vluchtelingen ini, jadi ada sedikit diskusi dan penyampaian pendapatnya dia, katanya dia sih liat realistisnya, menurut dia pengungsi sampai saat ini tidak mengganggu unsur keamanan tingkat kriminalitas tidak langsung melonjak naik, dan ada aturannya yang mengatur tentang pengungsi, jika negaranya aman mereka akan kembali lagi.
      Oh ya, teman sekelasku pernah cerita dia harus pindah rumah karena apartemen yang dia tinggali akan dihancurkan dan dia harus nunggu untuk pindah ke tempat baru, kayak daftar tunggu gitu.

      • Hehehe iya, dapat berita baru terus..macam2 isi nya, sampe dia pulang bawa pe-er bahasa arab hihi. Oh kalo yg daftar tunggu itu lumrah yang warga biasa jg begitu. Maksud aku ada isyu lain yg simpang siur gt katanya para pengungsi ini dapat voorrang perumahan di kota yang. nah kita2 warga biasa saja musti bertahun2 inschrijven (di amsterdam sendiri +10 tahun baru bs dipertimbangkan dapat apartemen di kota). Itu kemarin yg gress banget di keluhin orang2 sini (wilayah tmpt aku tinggal)

      • Wah itu sampe bawa pe er bahasa arab segala, hebat. emang typikal orang orang kebanyakan disini klo kerja sampe dipelajari segalanya, biar siap. Totalitas bekerja itu.
        Wah kebayang yah Amsterdam sampe nunggu 10 tahun gitu, waw. Tapi Amsterdam memang paling banyak menjanjikan segalanya, lapangan kerja yang lebih banyak, hiburan juga, jadi ga heran banyak orang ingin tinggal disana apalagi pendatang yang tujuannya mencari kerja.

  8. Sedih sekali dengar cerita tentang pengungsi syria ini di tempat les jerman ku, banyak pro kontra nya mba kalau bantu maka akan menambah beban ekonomi negara ttp kalau tdk, dimana hati nurani sebagai manusia. Berdoa yang terbaik untuk mereka

    • Murni ada di Jerman? Kebayang lah banyak pro dan kontra. Secara Jerman yang paling banyak memberikan kesempatan (quota yang banyak) untuk para pengungsi.
      Semoga dimanapun kita berada selalu damai dan tentram, jumlah penduduk banyak tak apa asal semua sejahtera hehehe

      • Enggak mba, aku kursus bahasa persiapan s2 di jerman. Bahkan yg ada di pikiran saya skarang apa masih ada lowongan kerja di jerman nanti untuk saya kalau saya pengen kerja di jerman heheh yupp betul sekali, semoga penghasilan pajak negara jerman bisa menanggulangi semuanya hehe

  9. Everything happens for a reason mbak. Setuju sama Mbak Messa, kalo belum bisa bantu, mendoakan pun sudah dihitung bantuan mbak. Aku nyess liat poto potonya, apalagi kalo yang udah lama bakal dikasih apartmen. Duh mbak, segitu Belanda udah baik banget menurut aku. Pengungsi dikasih tempat yang layak. Kalo di Indonesia yang aku tau Rohingya itu masih tinggal di barak barak tenda yang mana kebayang kalo hujan deras besar bakal kaya apa tendanya. First thing first, untuk sekarang ini dengar kabar dr tulisan mbak mereka sudah disambut dengan baik saja sudah alhamdulillah, semoga kedepannya permasalahan ini bisa dibantu oleh lebih banyak negara Uni Eropa selain Belanda. Belanda teh udah mah kecil, tiap hari bisa kedatangan 2000 pengungsi jadi na kumaha eta, pertumbuhan penduduk membludak.

    • Konon saat ini udah ada 3 juta yang berada di kamp pengungsi di Turki. Setiap harinya mereka menyebrang ke Yunani sekitar 2000 setiap harinya, dari situ mereka menyebar ke negara negara Eropa.
      Ya semoga semua permasalahan ini segera berakhir, semua umat damai tak ada perang dan kesusahan.

    • Ya, sekarang masih juga berdatangan dan tinggal di tempat sementara, kayak kamp buat para refugees. Semoga semuanya bisa teratasi dengan baik, bingung jawabnya karena kompleks banget persoalan pengungsi ini

Leave a reply to yayangneville Cancel reply