Giethoorn – Venice of The Nederlands

Giethoorn - Venice of The Nederlands

Giethoorn – Venice of The Nederlands

I am back! Akhirnya setelah hampir tiga minggu gak buka buka blog, aku kembali menemui kalian…. hehehe.

Long weekend yang baru saja berlalu kemarin itu kami habiskan di kampung Giethoorn. Bermula di pertengahan tahun 2013, kakak iparku yang tinggal di Bogor bermaksud mengirimkan kedua anaknya untuk berlibur di Belanda, dia berkata … ajak ya mereka ke Giethoorn. Saat itu aku sama sekali gak tau ada tempat wisata di Belanda yang dikatakan mirip kota Venice di Italy, karena aku sama sekali gak tau akhirnya aku googling juga mengenai Giethoorn ini. dan alangkah takjubnya aku melihat foto foto yang ada di internet tersebut.

Hingga dua bulan yang lalu, saat kami mengunjungi Sandra sahabatnya Luc, kami tak mendapatkan anak tertua mereka di rumah, hal yang belum pernah terjadi karena setiap kami berkunjung (dengan janji terlebih dahulu tentunya) mereka sekeluarga selalu komplit menyambut kedatangan kami. Sandra berkata bahwa Tibo anak tertua mereka sedang main kano di Giethoorn. Denger nama Giethoorn langsung saja telingaku berdiri. Aku berkata padanya bahwa aku belum pernah ke Giethoorn dan ingin sekali bisa kesana. Mereka terkejut mendengar perkataanku yang belum pernah ke sana dan langsung merencanakan akan mengajakku liburan satu atau dua hari di Giethoorn.

Hanya berselang satu minggu setelah percakapan tersebut, Sandra mengirim email padaku, dia bertanya apakah kami bisa datang ke sebuah vakantie huis (semacam rumah untuk liburan) di Giethoorn pada tanggal 24 dan 25 Mei. Karena tanggal tersebut agenda kami masih kosong tanpa bertanya dulu pada kepala rumah tangga, aku langsung menjawab email dari Sandra bahwa kami setuju, dan aku pun bertanya bahwa tentu saja kami ingin membayar sebagian uang sewa vakantie huis tersebut, dibagi dua maksudku biar adil. Dan Sandra langsung membalas bahwa kami tak tak perlu memikirkan biaya rumah tersebut, hanya menyebutkan jika kami ingin makan malam di restaurant barulah kami boleh ikutan patungan. Yang langsung aku setujui dengan gembira.

Dan hari yang ditunggupun tiba, Cinta dan Cahaya sudah heboh dari seminggu sebelumnya mereka senang luar biasa karena akan bertemu dengan anak anak Sandra, mereka sudah bersahabat selagi Cinta dan Cahaya masih ada di dalam kandungan, dan hingga kini mereka selalu bergembira bila bertemu.

Kami datang tepat waktu pukul satu siang di restaurant ‘t Vonder dimana Sandra dan keluarga akan menjemput menggunakan perahu. Restauran yang ada di depan kanal tersebut ramai dikunjungi orang saat itu. Setelah kami heboh berjumpa dan sun pipi kiri kanan dan kiri lagi kami segera melanjutkan perjalanan ke rumah liburan tersebut. Karena jalur perahu di minggu yang cerah tersebut sangat padat, beberapa kali kami harus menunggu antrian perahi perahu lainnya. Perahu yang kami gunakan adalah perahu tua yang cukup besar, berbeda sekali dengan perahu sewaan lainnya yang banyak hilir mudik.

Sampai di tempat tujuan aku senang luar biasa, karena vakantie huis yang kami tempati benar benar ideal untuk berlibur. Tempatnya berada di pulau yang terpisah dengan vakantie huis lainnya, di tempat tersebut ada dok pribadi yang tak bisa ditempati perahu lainnya, rumah tersebut juga mempunyai lapangan (tanah darat) yang luas diaman anak anak bisa leluasa bermain dan kami bisa mengawasi dari teras rumah. Jika kami memutar lewat ke bagian belakang rumah tersebut maka akan didapati garasi perahu lainnya, disitu ada dua buah kano dua kapal layar besar dan kecil dan beberapa papan surfing.

Saat kami memasuki rumah aku mendapatkan beberapa foto yang terpajang di atas meja kecil, Sandra menunjukan siapa saja yang terpajang disitu, ada Jelte suaminya disitu saat kecil dulu. Hahaha barulah aku mengerti mengapa rumah liburan tersebut bisa kami tempati tanpa biaya setelaht Sandra menjelaskan bahwa rumah liburan yang kami tempati saat ini adalah kepunyaan orang tua Jelte suami Sandra. Dan ternyata saudara saudara Jelte dibesarkan di sebuah rumah yang kini banyak dilalui turis turis yang sedang berperahu di Giethoorn, dan hingga saat ini kedua orangtuanya masih tinggal disana yang konon usia rumah tersebut diperkirakan lebih dari seratus tahun.

Hari pertama kami datang, kami sudah mengelilingi Giethoorn, Tibo anak tertua yang masih berusia 14 tahun menjadi nahkoda perahu, sementara Cahaya yang ngefans berat pada Tibo sedari orok tak mau ketinggalan ikut mengemudikan kapal ceritanya. Sementara anak kedua Anemone berada di belakang perahu dengan surfingnya.

Di tempat yang kosong yang tak banyak dilalui perahu lainnya, kami menepi. Di tempat itu semua anak menceburkan diri termasuk Cinta dan Cahaya. Seru sekali. Udara yang bagus sangat mendukung acara hari ini, walaupun mereka menggigil kedingan begitu keluar dari air tapi Cinta dan Cahaya begitu antusias bahwa esok hari mereka ingin berenang kembali.

Di Giethoorn ada museum yang sekaligus merangkap toko yang menjual berbagai macam perhiasan dari batu, mungkin bagi masyarakat Indonesia yang sedang demam batu akik wajib mengunjungi museum tersebut. Namanya De Oude Aarde. Di museum ini Luc dan anak anak betah sekali, beberapa kali aku mengajak Luc untuk segera pergi tapi dia tak mau juga keluar dari tempat tersebut, sementara aku menunggu Luc yang masih juga berada di dalam aku memanfaatkan waktu dengan foto foto, tentu saja hahaha. Akhirnya Luc keluar juga dengan menjingjing belanjaan batu, entah apa jenisnya tapi berbeda dengan jenis batu yang dia beli di Indonesia beberapa tahun lalu.

Berikut beberapa foto yang berhasil aku abadikan, dan foto kesukaanku adalah foto saat Cinta meloncat ke air.

Jump Cinta!

Jump Cinta!

IMG_20150524_133443639[1]

IMG_20150524_210921223_HDR[1]

Halaman depan rumah vakantie huis, anak anak bisa asyik bermain bola sementara kami mengawasi dari atas

IMG_20150524_163252026_HDR[1]IMG_20150524_160548678[1]IMG_20150524_160259067[1]IMG_20150525_104156420_HDR[1]

With Photos!

With Photos!

Breakfast di teras rumah

Breakfast di teras rumah

IMG_20150524_192113682_HDR[1]IMG_20150525_111310996_HDR[1]

De oude Aarde

De oude Aarde

Cahaya dan Tibo

Cahaya dan Tibo

menyiapkan perahu layar kecil

menyiapkan perahu layar kecil

Anemone berlayar seorang diri

Anemone berlayar seorang diri

Masih foto Cahaya  yang ceritanya ikut mengendalikan perahu ;)

Masih foto Cahaya yang ceritanya ikut mengendalikan perahu 😉

IMG_20150524_140732042_HDR[1]

Anemone Cinta

Joris dan dibelakannya Oude Aarde

Joris dan dibelakannya Oude Aarde

IMG_20150525_112805609_HDR[1]

Cahaya Rossa Cinta

Cahaya Rossa Cinta

tempat parkir perahu bagian depan

tempat parkir perahu bagian depan

37 thoughts on “Giethoorn – Venice of The Nederlands

    • Seperti tenang, tapi kalo cuaca bagus banyak turis yang datang, kanalnya sampe macet, kadang perahu antri buat menepi, tapi tetap sih buat kita ya suasana tersebut masih bisa dibilang tenang.
      Semoga bisa cepet kesini Dit, jalan jala ke Giethoorn.

  1. Wow, senangnya Yang bisa tinggal disalah satu rumah di Giethoorn. Pas kesana aku penasaran gimana ya rasanya tinggal disalah satu rumahnya, unik-unik kan bentuknya. Ada B&B sih sebenarnya, yang aku baru tahu kemudian 😀

    Wahh ternyata bisa dibuat berenang ya. Kirain ga bisa, soalnya pas kesana kok ga lihat ada yang main air. Keren-keren Yang fotonya.

    • Kita tinggal di vakantie huisnya, bukan di perkampungan yang rumah rumah unik itu, vakantie huis tempatnya setelah keluar dari kanal yang kecil kecil itu ada kolam yang lebih besar trus ada restaurant smits paviljoen http://www.smitspaviljoen.nl/ restaurant yang terapung nah tempat vakanti huis kebanyakan disitu. Secara oficial vakantie huis ga boleh dijadikan rumah tinggal, biasanya cuma ditempati pas weekend aja, tapi orangtuanya Jelte (suami temennya Luc) selain punya vakantie huis mereka tinggal di kampung Giethoorn itu, di rumah yang lucu luc itu kayak di negeri dongeng hehehe.
      Kayaknya orang yang tau tempat buat berenang, hanya orang orang situ aja, karena mereka tinggal di sekitar situ, jadi mereka tahu tempat mana yang bisa dijadikan buat berenang. Dan ternyata kanal kanal di Giethoorn ga terlalu dalem, kadang si perahu bisa nyangkut di pasir. Dan mereka tahu mana yang dalam mana yang tidak.

  2. Hey youre back mbak yayang :), hadduhh bagus bagus fotonya dan Giethoornnya juga keren, foto dg sungai di sisi kanan kiri rerumputan ingat dikampung tapi ga sebagus di giethoorn situ

    • Ga begitu dalam, orang dewasa massih bisa berjalan disana tanpa kelelep, kecuali aku yang udah pasti kelelep, karena ga tinggi 🙂
      Insha Allah semoga bisa tercapai, bercita cita ga ada salahnya kan? Semuanya berawal dari cita cita, bukan?

  3. Aku suka Giethoorn. Tiap ada keluarga/temen yang pertama kali ke Belanda aku bawa kesitu.

    Walaupun sering kesana tapi ngga pernah berenang seperti Cinta & Cahaya 😉 Bagus-bagus fotonya Yang.

    • Mba Yo, aku baru tahu pas kaka iparku kasih tahu, sebelumnya belum pernah denger sama sekali. Dan ini pertama kalinya aku ke Giethoorn. Ternyata terkenal sekali bagi turis Asia khusunya dari Cina, sampe ada beberapa restaurant yang menunya ditulis dalam huruf cina juga, waduh bener bener baru tahu.
      Terima kasih mba, itu fotonya cuma dibuat di HP biasa aja, kita ga punya tustel profesional. Tapi lumayanlah dari HP juga hehehe…..

    • Iya betul Deny udah nulis tentang Giethoorn, sesudah baca blognya jadi tambah pengen kesitu, untunglah akhirnya tercapai.
      Itu bukan saudara kami, tapi sahabatnya Luc sejak kecil mereka tinggal di dekat Giethoorn, nah suaminya Sandra itu orang Giethoorn aslinya dan sampai sekarang tinggal di sana.

  4. Aduh keren banget tempatnya Mba… mupeng abis…

    Kakak iparnya tinggal di Bogor? Berarti keluarga suami sangat familiar banget dengan Indonesia dong ya, (terlepas masa lalu kedua negara)

  5. saya juga suka foto pas cinta melompat ke air. tempatnya bagus banget ya mbak, suka deh. oh ya abang Tibo cakep ya, pantesan cahaya ngefans berat *salah fokus* 😀

    • Iyaaaa Cahaya deket banget ama Tibo, udah dari bayi, dulu Tibo dan Anemone yg suka gantiin popok mereka, padahal mereka sendiri masih kecil, tapi suka banget ngurusin si kembar.
      Hahahaha inget cerita Sandra sewaktu dengannya mereka liburan Tibo dikeceng cewek umur 16 tahun, sampe ngasih nomor telepon, mereka baru nyengir saat tahu si abang baru umur 13 tahun saat itu. Hihihi sekarang dia udah 14 thn 😉

  6. Keren banget dah Mbak, saya paling suka foto pemandangan yang mengarah ke depan rumah itu, jadi kalau dilihat dari dalam, rumah ini menghadap air yang luas… sampau ke ufuk sana, keren!
    Apalagi banyak kegiatan yang bisa dilakukan, dijamin tidak bosan, terus kebersamaannya terjalin banget. Kelihatan dari foto-fotonya, semua tampak bahagia!

    • Iyaaaa, pemandangan nya bagus banget, anak2 sampe ga mau pulang, Cahaya sampe ke bawa mimpi, katanya dia tinggal di rumah yg besar dgn halaman yg luas kayak di Giethoorn itu. Dan tentu saja yg paling menyenangkan karena mereka bisa bermain dengan Tibo dan adik adiknya.

  7. Giethoorn memang bagus banget ya. Awalnya aku juga tidak tahu tetapi kemudian waktu kuliah dulu temanku mengajakku kesana sewaktu musim panas. Yaaa, lagi liburan juga namanya jadilah aku ikut aja. Ternyata memang beneran bagus! Hehehe 🙂 . Tapi lucu juga kalau dibandingkan denan Venice karena suasananya beda banget, hahaha. Di Venice mana aja ijo-ijonya begitu, hehehe 😛

Leave a reply to yayangneville Cancel reply