Tiba tiba ingin jambu air. Trus diiris masukin ke plastik dan dimakan pake bubuk cabe. Ih, jadi kangen jaman SD dulu, suka jajan di tukang buah potong.
Nah bicara tentang jambu air, waktu mudik ke Indonesia bulan Agustus tahun lalu, pohon jambu air di kebun belakang rumah orang tua kami sedang berbuah dengan hebohnya. Heboh? Iya betulan bikin aku kaget luar biasa, buahnya banyak banget. Aku gak tau jenis jambu air apa yang waktu itu berbuah, pokoknya buahnya besar sekali, saat masih belum matang warna jambu air itu merah ranum, tapi begitu dimakan buah jambu air yang merah mulus itu tak secantik rupanya, rasanya sedikit kesat dan masam. Jadi kita harus memilih yang sudah tua yang berwarna merah hati dan tentu saja buahnya lebih besar.
Seperti tahun lalu, saat pohon jambu air ini berbuah, ibu dan ayahku membagikannya ke semua tetangga satu RT. Satu RT? Beneran ! Dibagikan ke tetangga satu RT yang konon mencapai 100 Kepala Rumah tangga. Caranya, ibuku minta tolong kepala RT kami yang jiwa sosialnya ga ketulungan, dia rela mendatangi rumah warganya dibantu anak dan istrinya buat membagikan buah jambu air tersebut.
Kebun orangtuaku memang dipenuhi berbagai jenis buah buahan, dan yang paling terkenal adalah mangga Arumanisnya yang selalu berbuah lebat menandingi mangga cengkir kesukaanku. Saat aku masih tinggal bersama orangtuaku, pernah suatu ketika aku yang mengantarkan buah mangga ke rumah pak RT untuk dibagikan, tentu saja aku harus membawanya dengan bantuan mobil karena tak mungkin mengangkatnya seorang diri karena mangga tersebut bisa mencapai dua karung, dan pak RT yang baik dan bijaksana itu akan menghitung buah mangga yang dititipkan orangtuaku, dihitungnya kemudian dibagi sama rata pada warganya kaya atau miskin, semua mendapat jatah yang sama.
Nah masih pada saat aku mudik tahun kemarin juga, saat aku asyik menatap kolam ikan yang ada di depan halaman depan rumah, seorang bapak yang membawa gerobak mirip tukang rongsokan menyapaku, dia menanyakan ibuku. Saat ibuku muncul, ibu bergumam oh si emang sirsak….
Kemudian terjadilah percakapan antara ibuku dan si emang tersebut.
Ibu (I) : Ah mang sirsakna oge ngan sakeudik! (Ah mang, sirsaknya juga masih sedikit!)
Tukang Sirsak (TS): Eta, atos dietang ku mamang, aya kinteun kinteun sapuluh. (Itu, sudah dihitung oleh mamang ada kira kira sepuluh buah)
I: Sok atuh ala sadayana, ibu nyungkeun tilu siki. (Ya sudah ambil dari pohon semuanya, ibu minta tiga buah).
TS: Nuhun pisan, bu. (terimaksih banyak, bu) Ujar si tukang sirsak sambil segera ke kebun sebelah rumah, dan segera memanjat pohon sirsak dengan cekatan. Mengambil semua buah yang sudah ranum dimasukan ke karung, dan hanya meninggalkan buah sirsak yang masih mentah di pohon. Yang sudah matang dibabad habis olehnya.
Aku hanya bisa melongo mendengar percakapan antara ibuku dan tukang sirsak tersebut. Tanpa dijelaskanpun aku tahu apa yang terjadi, si tukang sirsak itu selalu datang berkala pada ibuku, awalnya dia meminta ibuku menjual buah sirsak yang ada di pohon di kebun sebelah rumah orangtuaku. Tapi ibuku memperbolehkan si tukang sirsak tersebut untuk mengambilnya secara cuma cuma. Ibuku bilang, cukup sudah dibagikan kepada para tetangga, mungkin merekapun sudah pada bosan diberi sirsak oleh ibuku, hanya tetangga yang meminta buah sirsak saja yang diberi. Aku teringat tentang buah sirsak, sewaktu aku kecil dulu, sebelum kami pindah ke rumah yang sekarang, dulupun rumah orangtuakuΒ dikelilingi kebun yang luas yang ditumbuhi pohon buah buahan.Β Dan saat itupun kami mempunyai buah sirsak yang tak pernah berhenti berbuah, selalu ada setiap saat. Sehingga siapapun yang ingin buah sirsak tinggal datang saja ke rumahku dan pulangnya sudah menggondol satu buah sirsak.
Saat aku menonton tukang sirsak yang tengah mengambil sirsak di atas pohon, si tukang sirsak bercerita padaku, bahwa ibuku orang yang murah hati. Dia gampang memberi, tak hanya buah sirsak yang diberikan ibuku, bahkan si tukang sirsakpun diberi pula makan dan minum sebelum dia melanjutkan perjalanannya.
Ah bukan hal yang aneh, pikirku. Aku sudah melihat ibuku begitu sejak aku masih kecil, bahkan ibuku yang menyuruhku mengambilkan minum jika ada orang yang berteduh di kebun rumah kami.
Balik lagi ke soal jambu air, berikut adalah foto foto jambu air tahun lalu. Oh ya ayahku selalu meminta kami mengumpulkan biji dari jambu air yang sudah kami makan. Nah biji biji tersebut selalu dijemur ayahku, dan ayahku selalu menawarkan biji biji jambu air tersebut pada tamu tamunya (baca teman, saudara atau tetangga). Bahkan ayahku pun menawarkan padaku untuk membawa biji jambu tersebut ke Belanda. Duh ayah mo ditanam dimana? Di balkon?
Klo gak salah, ditempat saya ini disebut dengan jambu monyet..
Nah aku suka bingung dengan nama jambu monyet dengan jambu bol, yang bijinya diluar bukan? Apakah sama? Kalau ini bijinya di dalem.
Biji ny di dalam juga…
asyik banget Yayang kebunnya ayah luas ya
senang banget pas panen buah ya
di halaman rumah kami penah ada sebatang jambu air seperti itu, sekarang sayangnya udah ditebang ,,, yah biasalah untun perluasan rumah
kata yang kasih setekan, jambu itu namanya semarang prada
memang warna merahnya cakep tapi masih asam, kalau udah merah tua baru rasanya manis, cuma buahnya nggak sebesar di foto itu
aku penah pajang fotonya tapi lupa sebelah mana he..he..
Iya biasanya alesan orang ga rajin nanem pohon buah buahan , mungkin karena alesannya halaman sempit, tapi karena cape juga nyapu halaman karena daun daun yang jatuh. Ayah ibu juga olah raganya nyapuin halaman katanya, hehehe
Aduh ibu teteh meuni bageur pisan. Mugi-mugi sehat selalu ya Ibu π
Nuhuun…. Aamiin
Ada Enaknya tinggal dikampung lahan sedikit ditanam buah dah tumbuh sehay buahnya. Pertama datang ke jakarta saya bener2 heran kenapa buah pepaya aja dijual dipasar di supermarket? Di kampung pepaya sirsak bisa tumbuh dimana mana nggak perlu beli π
Iya betul. Jaman dulu gampang banget ambil pepaya, bahkan klo orang yang suka pepaya suka dikatain burung, karena dulu pepaya makanan burung. Apalagi di rumah nenek ada pohon rambutan dan duku segala, karena kebetulan dikampung.
Tapi asal halamannya luas (kecil juga bisa sih, tapi paling satu dua pohon kali) biarpun ga di kampung bisa kok! Contohnya rumah orang tuaku ini juga, walaupun ga pusat kota sekali (beda ama rumah sebelumnya yang di jalan protokol tapi sekarang dah ga ada rumah tinggal lagi disitu, diganti pertokoan) bisa kok nanem buah buahan langka kayak sirsak gitu yang gampang berbuahnya ga perlu dirawat. Ayo coba sambil melestarikan buah lokal π
Iya mbak, buah lokal buat kita buah eksotis buat orang asing π
Banyak banget Yayang, jambu air kayak gitu dijual mahal banget loh di Medan
Iya, katanya di Bandung juga mahal dan jarang. Orang orang yang dikasih jambu juga pada seneng, hihihi
Ih jadi beneran kangen rujak jambu air
Kak, kalo aku mampir kerumah nya, ntar di suguhin apa kira2 ??? #SokIKRIP
Hahaha, tergantung yang punya rumah tuh ayah dan ibu. Aku dah ga tinggal ama mereka lagi. Tapi biasanya sih tergantung lagi musim apa, kalo buah mangga ya dikasih mangga, bisa juga jambu air, atau sirsak yang selalu ada (kecuali dah digondol tukang sirsak) kalo lagi musim piring kotor yang numpuk paling itu…. hahaha
Wah jambu jenis apa tuh ya bisa gede gitu. hasil kebun sendiri pasti lebih nikmat ya mba.
Bisa lebih nikmat karena ditunggu mateng di pohon, Wib π
iya pasti tuh mba sampa dimakan kalong gitu ya.
jambu darsono atau bo…aku sukaa
oh namanya jambu darsono? Thanks dah kasih info
Katanya gitu ya teh konsepnya sedekah, semakin dibagi ke banyak orang semakin banyak rezeki yang memberi. Ibu yang baik pasti melahirkan anak-anak yg baik jg, aamiin π
Aamiin…. aduh jadi terharu akan doanya, semoga begitu. Doa yang sama untukmu mba….
Kebunnya subur banget mbak. Baru liat ada jambu yang segede itu π
Ibu mbak baik banget
Iya, aku juga kegirangan liat buah yang merah merah di pohon. Dulu waktu masih tinggal disana aku malah ga tau ada jambu air itu (mungkin waktu itu belum pernah berbuah, karena masih muda mungkin) Dan baru tahun lalu aja liat pohon tersebut berbuah lebat dan gede gede lagi buahnya.
Aduuh jambunya, dicocol garem sm cabe. Enyaak..
Eh sekarang di Indonesia, ada produk cabe kering… namanya bon cabe. Enaknya pol. pake level levelan lagi dari level satu sampe lima belas yang pedes.
salam kenal mbak π aku suka jambuu tapi sukanya di jus hehe
Hi Aiko salaam. Aku belum pernah nyoba jambu air di jus seringnya jus Jambu batu merah, aauww segarnya jadi pingin π
nyummm π
Teh ak terharu lho, bpk ibu teteh baekk bgttt
Klo dijawa kyknya ini jambu darsono atau jambu bol. Emg rada2 keset gitu dia. G yg berair bgt.
Klo jambu air ak lbh suka yg warna ijo dan maniss. Syg mmg uda g byk pohonnya. Klo masuk supermarket pasti mihil bingit
Ya kayaknya di bandung lebih dikenal dengan jambu bol…
Nah betul, yang ijo lebih manis dulu pernah punya juga pohon jambu hijau namanya jambu lilin tapi cepet kena ulat
asik ya punya kebun dengan berbagai macam buah,gak usah beli tinggal petik aja, di rumah orang tua saya adanya pohon mangga saja dan setiap berbuah biasanya juga dibagi2in ke tetangga dan keluarga juga tp gak sampai satu RT :-D,baiknya orang tua mb Yayang,liat foto ayahnya tiba2 saya kok jadi kangen papa saya ya π
Kadang datang ditangan juga kelewatan musim mangga tahun lalu banyak banget buahnya bisa jadi tahun berikutnya ga selebat tahun sekarang.
Ahh, kita senasib kadang suka kangen banget ama orangtua, lebih parah dulu aku suka kangen ponakan
Sama kaya Adya, liat poto Ayahnya Yayang jadi inget Bapak yang suka bertani dan beternak. Semoga sehat semua ya Yayang..
Jambu potong pake cabe dan garamπππ
Aamiin, makasih Ziza semoga selalu sehat juga orangtua mu…
Ah sama ayah juga suka berteriak, dulu punya banyak ayam Kate sekarang tinggal dua hehehe, udah cape kali ngurusnya
aku naksir biji keringnya mbak aka bibitnya π
Salam kenal mbak yayang
Salam juga….
Itu banyak banget lho bibitnya, sampe ada tetangga yg kirim buat sodaranya di Kalimantan
Banyak banget buah jambunya, Mbak… selain hemat karena tidak perlu membeli, bisa jadi pahala juga soalnya bisa berbagi dengan masyarakat sekitar :)). Orang tua Mbak baik sekali, keren banget :)).
Para ayah memang suka berkebun, ya. Di kampung, orang tua saya juga punya sebidang kebun yang ditanami buah-buahan, hasilnya dijual ke pasar, lumayan untuk menutupi pengeluaran sehari-hari :hehe.
Aku suka semua jenis jambu *lalu ngulek sambel rujak. Hahaha
Waduh, udah lama gak makan jambu air, jadi pengen… Salam kenal Yayang π
Salam!
Ah, ini jambu air :’ enak banget itu kalau ada bumbu lutisnya π aaaaaaaaah ngiler π
Bumbu lutis, maksudnya bumbu rujak? Iya enak banget
Nah, itu maksudnya. Bumbu yang dari kacang sama gula jawa kan, iya, bumbu rujak π
wah .. jambu airnya Mantap. kalau bisa saya ingin dapat bibit / biji jambunya. mohon dibantu kak. https://thedaysofyayang.wordpress.com/
thanks.