Blood Brother

Image
Setelah anak anak tidur, tiba saat nya bagi kami sedikit rileks.
Biasanya aku dan Luc nonton film, ngobrol atau baca buku.
Alam pikiranku sudah dipenuhi kata kata nan cantik untuk diungkapkan pada Luc, tentang rencana esok hari untuk mendatangi toko meubel untuk melihat sofa seperti yang tertera di koran reklame yang kami terima hari ini, tentang keingannku membicarakan rencana teman temanku untuk berlibur ke Barcelona atau Roma di bulan juni nanti dan aku tengah mempersiapkan kata kata untuk Luc apakah aku boleh ikut serta, tentang ajakan kawanku yang lainnya untuk ikut arisan.

Tapi obrolan penting yang sudah aku persiapkan gagal aku ungkapkan pada Luc malam ini, mulutku tiba tiba terkunci saat Luc memutar film dokumenter mengenai seorang pemuda yang ingin menemukan dan membangun sebuah keluarga, dan nuraninya membawanya ke sebuah asrama Aids di India.

Penyajian film dokumenter ini yang diawali dengan narasi yang baik dan nyaman di kuping, membuat aku bisa menikmati walau mataku membelakangi TV. Adegan demi adegan yang sebetulnya tragis bisa begitu nyaman aku tonton tanpa rasa takut. Dan sepanjang film itu diputar air mataku mengalir tak terbendung. Aku tak pernah melihat Luc menitikan air mata saat melihat film, tapi kali ini air matanya mengalir juga. Di akhir film ini, aku hanya mampu berguman …. Hij is lieve jonge man.

Tak banyak yang bisa aku ungkapkan betapa istimewanya film dokumenter ini, saranku kalian harus menontonnya, akan banyak rasa penyukuran setelah melihatnya, kekaguman yang luar biasa bagaimana bisa seseorang mencintai dengan begitu luar biasa pada sesamanya. Percayalah kalian akan lupa pada mimpi mimpi kenyamanan materi setelah lihat film ini.
Seperti halnya diriku, tiga point penting yang ingin aku sampaikan pada Luc malam ini tak lagi mengusik pikiranku.

Semoga kalian juga bisa melihat film ini, dan juga seperti halnya diriku dan Luc aku berani bertaruh kalian akan jatuh hati pula pada sosok Rocky Baart.
http://www.imdb.com/title/tt2265179/

Leave a comment